STEKMEN POLITIK
STEKMEN POLITIK RAKYAT WEST PAPUA DI MANOKWARI.
========================================================
Disampaikan oleh KNPB MNUKWAR
========================================================
Disampaikan oleh KNPB MNUKWAR
55 Tahun Tri komando rakyat
dikumandangkan di Yongjakarta oleh Presiden Soekarno adalah awal kejahatan dan
tindakan klonialisme atas manusia melanesia di Papua Barat. 19 desember
merupakan awal pelanggaran terhadap Hak Hidup, hak politik dan aneksasi
bangsa Papua ke dalam indonesia oleh
soekarno dengan nafsu kekuasanya.
19 Desember 1961 (19 hari setelah
manifesto kemerdekaan Papua 1 Desember 1961), Tri Komando Rakyat (Trikora) dikumandangkan
Ir. Soekarno untuk menjajah teritori West Papua. Proses dekolonisasi West Papua
digagalkan oleh watak ekspansionisme dan militeristik Indonesia. Ribuan rakyat
West Papua dibantai dalam berbagai operasi militer.
Presiden Soekarno mengeluarkan Tri
Komando Rakyat di Alun-alun Utara Yogyakarta yang isinya:
1. Gagalkan Pembentukan “Negara Boneka
Papua” buatan Belanda Kolonial
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian
Barat Tanah Air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Presiden Soekarno sebagai Panglima Besar
Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1
Tahun 1962 yang memerintahkan kepada Panglima Komando Mandala, Mayor Jendral
Soeharto untuk melakukan operasi militer ke wilayah Irian Barat untuk merebut
wilayah itu dari tangan Belanda.
Mengapa Soekarno sangat “keras kepala”
dalam merebut wilayah Papua Barat untuk memasukannya ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia? Soekarno mempunyai empat alasan utama dalam
pencaplokan Papua Barat ke wilayah Indonesia.
Alasan Aneksasi Wilayah Papua karena
Klaim atas Kekuasaan Majapahit namun dalam Nagarakretagama pupuh 13 dan 14
disebutkan bahwa kerajaan Majapahit mempunyai wilayah yang luas sekali, baik di
kepulauan Nusantara maupun di semenanjung Melayu. Pulau-pulau di sebelah timur
pulau Jawa yang paling jauh tersebut dalam pupuh 14/15 ialah deretan pulau Ambon
dan Maluku, Seram dan Timor; semenajung Melayu disebut nama-nama Langkasuka,
Kelantan, Tringgano, Paka, Muara Dingin, Tumasik, Klang, Kedah, Jerai.
Demikianlah, wilayah kerajaan Majapahit pada zaman Hayam Wuruk menurut
Nagarakretagama hanya Papua Barat yang tidak tersebut sebagai batas yang
terjauh di sebelah timur. Boleh dikatakan bahwa batas sebelah timur kerajaan
Majapahit ialah kepulauan Maluku Ini berarti Papua Barat tidak masuk dalam
kekuasaan kerajaan Majapahit.
Karena itu sudah jelas bahwa Soekarno
telah memanipulasikan sejarah. Klaim atas Kekuasaan Tidore, pada tahun 1660,
secara sepihak sultan Tidore mengklaim bahwa kepulauan Papua atau pulau-pulau
yang termasuk di dalamnya merupakan daerah kesultanan Tidore.
Soekarno mengklaim bahwa kesultanan Tidore
merupakan “Indonesia Bagian Timur”, maka Papua Barat merupakan bagian
daripadanya. Di samping itu, Soekarno mengklaim bahwa raja-raja di kepulauan
Raja Ampat di daerah kepala burung, Papua Barat, pernah mengadakan hubungan
dengan sultan Tidore.
Apakah kedua klaim dari sultan Tidore
dan Soekarno dapat dibuktikan secara ilmiah? Gubernur kepulauan Banda, Keyts
melaporkan pada tahun 1678 bahwa dia tidak menemukan bukti adanya kekuasaan
Tidore di Papua Barat. Pada tahun 1679 Keyts menulis lagi bahwa sultan Tidore
tidak perlu dihiraukan di dalam hal Papua Barat.
Kapten Thomas Forrest Gubernur Ternate
mengatakan bahwa kekuasaan sultan Tidore di Papua Barat betul-betul tidak
kelihatan.
Pada tanggal 27 Oktober 1814 dibuat
sebuah kontrak antara sultan Ternate dan Tidore yang disaksikan oleh residen
Inggris, bahwa seluruh kepulauan Papua Barat dan distrik-distrik Mansary,
Karandefur, Ambarpura dan Umbarpon pada pesisir Papua Barat (daerah sekitar
Kepala Burung) akan dipertimbangkan kemudian sebagai milik sah sultan Tidore.
Tidore dan Papua Barat, tidak ada
kekuasaan Tidore untuk menaklukan Papua Barat. Yang ada hanya hubungan vertikal
antara kerajaan Tidore dan Papua Barat
klaim Indonesia berhak atas seluruh Hindia Belanda, merupakan imajinasi.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa Soekarno telah terbukti memanipulasikan sejarah untuk mencaplok Papua
Barat. Karena wilayah Papua Barat tidak masuk dalam kekuasaan Tidore.
Kontrak ini dibuat di luar ketahuan dan
keinginan rakyat Papua Barat, diklaim oleh sultan Tidore dengan nama Papua
adalah pulau Misol. Bukan daratan Papua seluruhnya.
Ketika sultan Tidore mengadakan
perjalanan keliling ke Papua Barat pada bulan Maret 1949, rakyat Papua Barat
tidak menunjukkan keinginan mereka untuk menjadi bagian dari kesultanan Tidore.
Adanya raja-raja di Papua Barat bagian barat, sama sekali tidak dapat
dibuktikan dengan teori yang benar.
Lahirnya sebutan ‘Raja Ampat’ berasal
dari mitos. Raja Ampat berasal dari telur burung Maleo (ayam hutan). Dari
telur-telur itu lahirlah anak-anak manusia yang kemudian menjadi raja.
Mitos ini memberikan bukti, bahwa tidak
pernah terdapat raja-raja di kepulauan Raja Ampat menurut kenyataan yang
sebenarnya. Rakyat Papua Barat pernah mengenal seorang pemimpin armada laut
asal Biak: Kurabesi, yang menurut F.C. Kamma, pernah mengadakan penjelajahan
sampai ke ujung barat Papua Barat. Kurabesi kemudian kawin dengan putri sultan
Tidore.
Kelaim atas Hindia Belanda Secara
historis penjajahan, Papua Barat sesungguhnya bukan bagian dari Wilayah
Republik Indonesia, karena Papua Barat bukan bagian dari Hindia Belanda. Pada
tanggal 24 agustus 1828 di Lobo, Teluk Triton Kaimana (pantai selatan Papua Barat)
diproklamasikan penguasaan Papua Barat oleh Sri Baginda Raja Nederland.
Sedangkan di Bogor, 19 Februari 1936 dalam Lembaran Negara Hindia Belanda
disepakati tentang pembagian daerah teritorial Hindia Belanda, yaitu sabang
sampai Amboina tidak termasuk Papua Barat (Nederland Neiw Guinea).
Banngsa papua dan bangsa indonesia
memiliki sejarah perjuangan yang berbeda, dalam sejarah hidup, rakyat Papua
Barat telah menunjukkan bahwa Bangsa Papua mampu mengatur hidupnya sendiri. Hal
itu terlihat dari kepemimpinan setiap suku, yang telah mendiami Papua Barat
sejak lebih dari 50.000 tahun silam, dipimpin oleh kepala-kepala suku, Ondoafi,
Mananwir dan Ondofolo (tribal leaders).
Setiap kepala suku dipilih secara
demokratis sedangkan daerah lainnya kepala suku diangkat secara turun-temurun.
Hingga kini masih terdapat tatanan pemerintahan tradisional di beberapa daerah
seperti seorang Ondofolo masih memiliki kekuasaan tertentu di daerah Sentani
dan Ondoafi masih disegani oleh masyarakat sekitar Yotefa di Numbay.
Selain kemampuan untuk mengatur dirinya
sendiri (tidak dipengaruhi oleh pihak asing, Papua Barat dan Indonesia
mempunyai perbedaan yang sangat jauh.
Perbedaan fisik maupun mental, dan kedua
bangsa ini sama sekali tidak pernah mempunyai hubungan apapun dalam sejarah
kehidupan di masa silam. Masing-masing hidup sebagai bangsanya sendiri dengan
karakteristiknya yang berlainan pula. Sehingga tindakan pencaplokan Papua Barat
oleh Indonesia ini dianggap tindakan kolonialisme.
Dalam kehidupan sehari-hariannya, moyang
kami tidak pernah melihat asap api kebun Indonesia apabila mereka berkebun.
Moyang kami tidak pernah bercerita kepada kami bahwa kami punya dendam perang
dengan keturunan Soekarno dan soeharto dan moyang bangsa Indonesia. Kami bangsa
Papua tahu dan sadar akan diri kami bahwa kami berbeda dengan bangsa Indonesia.
Indonesia (Sabang sampai Amboina)
dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, sedangkan Papua Barat (Nederland
Nieuw-Guinea) dijajah oleh Belanda selama 64 tahun.
Walaupun Papua Barat dan Indonesia
sama-sama merupakan jajahan Belanda, namun administrasi pemerintahan Papua
Barat diurus secara terpisah. Indonesia dijajah oleh Belanda yang kekuasaan
kolonialnya dikendalikan dari Batavia (sekarang Jakarta), kekuasaan Batavia
inilah yang telah menjalankan penjajahan Belanda atas Indonesia, yaitu mulai
dari Sabang sampai Amboina.
Tahun 1908 Indonesia masuk dalam tahap
Kebangkitan ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi perjuangan. Dalam
babak perjuangan baru ini banyak organisasi politik-ekonomi yang berdiri di
Indonesia, misalnya Boedi Utomo (20 Mei 1908) dalam berdirinya
organisasi-organisasi perjuangan ini, rakyat Papua Barat sama sekali tidak
terlibat atau dilibatkan. Hal ini dikarenakan musuh yang dihadapi waktu itu,
yaitu Belanda adalah musuh bangsa Indonesia sendiri, bukan musuh bersama dengan
bangsa Papua Barat. Rakyat Papua Barat berasumsi bahwa mereka sama sekali tidak
mempunyai musuh yang bersama dengan rakyat Indonesia, karena Belanda adalah
musuhnya masing-masing.
Sumpah Pemuda Indonesia tanggal 28
Oktober 1928. Dalam Sumpah Pemuda ini banyak pemuda di seluruh Indonesia
seperti Jong Sumatra Bond, Jong Java, Jong Celebes, Jong Amboina, tetapi tidak
pernah satu pemuda dari Papua Barat yang hadir dalam Sumpah Pemuda tersebut.
Karena itu, rakyat Papua Barat tidak pernah mengakui satu bangsa, satu bahasa,
dan satu tanah air yang namanya “Indonesia” itu.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tidak
ada orang Papua Barat yang terlibat atau menyatakan sikap untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945. Mohammad Hatta,
dalam salah satu persidangan BPUPKI bulan Juli 1945.mengatakan bahwa emerdekaan
Indonesia tidak sangkut pautnya dengan Papua Barat . Dalam pertemuan antara
wakil-wakil Indonesia dan penguasa perang Jepang di Saigon Vietnam, tanggal
12Agustus 1945, Mohammad Hatta menegaskan bahwa, bangsa Papua adalah ras
Melanesia, bangsa Negroid, maka biarlah bangsa Papua menentukan nasibnya
sendiri. Sementara Soekarno mengemukakan bahwa bangsa Papua masih primitif
sehingga tidak perlu dikaitkan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal yang
sama pernah dikemukakan Hatta
Ketika Indonesia diproklamasikan, daerah
Indonesia yang masuk dalam proklamasi tersebut adalah Indonesia yang masuk
dalam kekuasaan Hindia Belanda, yaitu “Dari Sabang Sampai Amboina”, tidak
termasuk kekuasaan Nederland Nieuw-Guinea (Papua Barat.
Kini 55 tahun pendudukan kekuasaan
kolonial Indonesia, West Papua masih menjadi wilayah protektorat yang belum
menentukkan nasibnya sendiri. Perjuangan rakyat West Papua kini menjadi
perjuangan rakyat dunia.
Oleh Karena Itu kami bangsa Papua
Menyatakan bahwa :
1. 1. Kami Bangsa Papua Barat Mendesak segera
kembalikan hak politik bangsa Papua
2. 2. Kami Bangsa Papua Barat menyatakan
bahwa, kekuasaan Indonesia di West Papua selama 55 tahun adalah Kolonial
3. 3. Komndao Trikora adalah awal kejahatan
yang mengakibatakan Papua Barat Darurat HAM PBB, segera mengirim Pelopor khusus
PBB di Papua Barat
4. 4. PBB segera meninjauh kembali Pepera 1969
dan memberikan Hak penentuan Nasib Sendiri
Bagi Rakyat Papua Barat.
5. 5. Kami Rakyat Papua Mandukung Penuh ULMWP
menjadi anggota penuh MSG
Demikian Pernyataan sikap Ini Kami buat
dengan Penu tanggung Jawab atas perhatian tak lupa Kami sampaikan terima kasih.
West Papua –
Mnukwar 19 Desember 2016
Salam
revolusi..! Kita Harus Mengakhiri
Badan penggurus
Wilayah Mnukwar
Komite Nasional Papua
Barat
Alexander Nekenem Belkias
Beanal
Ketua Sekretaris
Post a Comment